Tugas menganalisa ejaan dan diksi yang disempurnakan di ambil dari salah satu artikel harian koran Sindo http://www.koran-sindo.com/node/318531
PT Bukit Asam Tbk-Terus Benahi Infrastruktur

PT Bukit Asam Tbk
Indonesia
kaya akan tambang batubara. Hasil bumi dalam waktu dekat tidak akan habis
walaupun sudah diambil sejak lebih dari seratus tahun lalu.
Salah satu perusahaan tambang yang mempunyai sejarah panjang adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Dari sejarahnya, perusahaan ini dimulai sejak zaman kolonial Belanda pada 1919 dengan menggunakan metode penambangan terbuka (open pit mining) di wilayah operasi pertama, yaitu di Tambang Air Laya. Selanjutnya mulai 1923 beroperasi dengan metode penambangan bawah tanah (underground mining) hingga 1940. Berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda membuat perusahaan ini diambil oleh negara.
Dalam perjalanannya, kini PTBA mempunyai 10 anak perusahaan. Kesepuluh anak perusahaan itu adalah PT Batubara Bukit Kendi (dibentuk 1996), PT Bukit Pembangkit Innovative (2005), PT Bukit Asam Prima (2007), PT International Prima Coal (2008), PT Bukit Asam Banko (2008), PT Bukit Asam Transpacific Railways (2008), dan PT Huadian Bukit Asam Power (2011). Selanjutnya, PT Bukit Asam Methana Enim (2007), PT Bukit Asam Metana Ombilin (2007), dan PT Bukit Asam Metana Peranap (2007).
Berbagai perusahaan itu tidak hanya bergerak di tambang, namun juga bidang lain seperti listrik dan angkutan batubara. Infrastruktur merupakan komponen utama pendukung kelangsungan bisnis pertambangan, terutama pengangkutannya. Karena itu, PTBA bersama mitra kerjanya terus menggenjot pembangunan infrastruktur seperti kereta api. Peningkatan kapasitas angkutan kereta api terealisasi dengan dioperasikannya rangkaian gerbong baru angkutan batu bara sejak April 2013.
Total armada PT KA untuk angkutan batu bara Perseroan sebanyak 88 lokomotif dan 2.742 gerbong untuk tujuan Pelabuhan Tarahan Bandar Lampung dan Dermaga Kertapati Pelambang. Total target angkutan batu bara dengan kereta api pada 2013 sebesar 16,37 juta ton. Sepanjang tahun ini, PTBA menganggarkan belanja modal sebesar Rp2,2 triliun dan hingga triwulan pertama telah merealisasikan belanja modal sebesar Rp344 miliar.
Dana sebesar itu digunakan untuk pembangunan sarana pengangkutan batu bara di Tanjung Enim, seperti pembangunan jalur ‘belt conveyor’ baru serta pembangunan stasiun pemuatan batu bara ke kereta api (TLS) baru di lokasi tambang Banko Barat, Tanjung Enim. Pada tahun lalu, PTBA mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,9 triliun. Angka ini setara dengan 94,2% laba yang diperoleh tahun lalu.
Laba ini didapatkan dari penjualan sebesar 15,3 juta ton dengan total pendapatan sebesar Rp11,6 triliun. Dengan pendapatan yang besar itu, PTBA membagikan deviden sebesar Rp1,6 triliun kepada investor, termasuk kepada pemerintah. Nilai deviden ini setara dengan 55% dari laba bersih yang diterima. Pada tahun ini ada kemungkinan penjualan yang diterima akan meningkat. Terbukti pada triwulan pertama tahun ini, PTBA mencatatkan penjualan sebesar 4,51 juta ton atau meningkat 17% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Angka ini hampir mencapai target penjualan triwulan pertama 2013 yaitu sebesar 4,6 juta ton. Sejak tahun lalu hingga Maret 2013 PTBA telah menandatangani kontrak pasokan batubara sebesar 537,5 juta ton. Angka ini terdiri atas 262,6 juta ton untuk periode 20 tahun dengan PT PLN; 51,5 juta ton dengan PT Indonesia Power untuk jangka 10 tahun; 150 juta ton dengan PT Hundai Bukit Asam (anak perusahaan PTBA) selama 30 tahun; 68,6 juta ton dengan pupuk Indonesia untuk masa 30 tahun; dan kontrak dengan PT Sumber Segara Abadi sebanyak 4,5 juta ton selama empat tahun.
Selain kontrak yang sudah ditandatangani, PTBA juga mengalokasikan spot sekitar 30 – 35% dari penjualan melalui kontrak jangka panjang. Penjualan ini dapat dimanfaatkan sebagai antisipasi fluktuasi harga batu bara di pasaran dunia. Pada 2013 ini PTBA menargetkan volume penjualan sebesar 22,68 juta ton atau manargetkan pertumbuhan sebesar 35% dibanding realisasi pada 2012. Jika melihat volume penjualan pada kuartal pertama, PTBA yakin target peningkatan itu akan tercapai. ?ishlahuddin
ANALISA EJAAN DAN DIKSI
YANG DISEMPURNAKAN
|
|
|
|
|
Karena
itu, PTBA bersama mitra kerjanya terus menggenjot
pembangunan infrastruktur seperti kereta api.
|
Karena
itu, PTBA bersama mitra kerjanya terus mengembangkan
pembangunan infrastruktur seperti kereta api.
|
Kata
menggenjot harus digantikan oleh kata mengembangkan dikarenakan tidak
menggunakan bahasa baku.
|
|
Pada 2013
ini PTBA menargetkan volume penjualan sebesar 22,68 juta ton atau manargetkan pertumbuhan
sebesar 35% dibanding realisasi pada 2012.
|
Pada 2013
ini PTBA menargetkan volume penjualan sebesar 22,68 juta ton atau mentargetkan pertumbuhan
sebesar 35% dibanding realisasi pada 2012.
|
Kata
manargetkan diubah dengan kata mentargetkan karena kurang sesuai dengan makna
yang dimaksud.
|
|
Jika melihat volume penjualan pada
kuartal pertama, PTBA yakin target peningkatan itu akan tercapai. [?]ishlahuddin
|
Jika melihat volume penjualan pada
kuartal pertama, PTBA yakin target peningkatan itu akan tercapai. Ishlahuddin
|
Penggunaan
tanda “?” harus di hilangkan karena tidak sesuai dengan kalimat tersebut. Dan
kata “Ishlahuddin” menggunakan huruf kapital di depan untuk menunjukan nama
seseorang.
|