PENDAHULUAN
TEORITIKA ETIKA BISNIS
1. Teori Pengertian
Etika
Etika
dan moralitas sering dipakai secara dapat dipertukarkan dengan pengertian yang
sering disamakan begitu saja. Sehubungan dengan hal tersebut, secara teoritis
dapat membedakan dengan pengertian etika yaitu berasal dari bahasa Yunani
“ETHOS” berarti adat istiadat atau kebiasaan. Sehingga dalam pengertian ini,
etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang
maupu suatu masyarakat atau kelompok masyarakat.
Sedangkan
Moralitas berasal dari bahasa latin “MOS” yang dalam bentuk jamaknya “MORES”
berarti adat istiadat atau kebiasaan. Jadi pengertian secara umum, etika dan
moralitas sama-sama berarti sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup
baik sebagai manusia yang telah di-institusinalisasikan dalam sebuah adapt
kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang konsisten dan
berulang dalam kurun wakru yang lama sebagaimana layaknya sebuah kebiasaan.
Menurut
Magnis Suseno, Etika adalah “Sebuah ilmu dan bukan ajaran, yang
menurutnya adalah etika dalam pengertian kedua. Sebagai ilmu yang terutama
menitik-beratkan refleksi kritis dan rasional, etika dalam kedua ini
mempersoalkan apakah nilai dan norma moral tertentu harus dilaksanakan dalam
situasi konkret tertentu yang dihadapi seseorang.”
-
Norma Umum
Norma
umum adalah aturan yang bersifat umum atau universal. Pada norma umum meliputi
: norma sopan santun, norma hukum dan norma moral.
-
Norma Sopan
Santun disebut juga norma etiket adalah norma yang mengatur pola perilaku dan
sikao lahiriah manusia. Misalnya menyangkut sikap dan perilaku seperti saat
kita bertamu, maka dan minum, cara duduk dan berpakaian dan lain-lain. Noema
ini lebih menyangkut tata cara lahiriah dalam pergaulan sehari-hari.
-
Norma Hukum adalah norma
yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu
dan niscahya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat. Norma ini mencerminkan harapan, keinginan dan keyakinan seluruh
anggota masyarakat tersebut dan kesejahteraan bermasyarakat yang baik dan
bagaimana masyarakat tersebut harus diatur secara baik.
-
Norma Moral yaitu aturan
mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia. Norma ini menyangkut
aturan tentang baik-buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku manusia
sejauh dilihar sebagai manusia. Norma moral dipakai sebagai indikator oleh
masyarakat untuk menentukan baik-buruknya tindakan manusia kepada pihak lain
dengan fungsi dan jabatannya dimasyarakat.
Teori Etika
Ada dua macam
teori etika yaitu :
Teori Etika Deontologi
Paradigma teori deontologi paham berbeda dengan paham egoisme dan
utilitarianisme, yang keduanya sama-sama menilai baik buruknya suatu tindakan
memberikan manfaat entah untuk individu (egoisme) atau untuk banyak
orang/kelompok masyarakat (utilitarianisme), maka tindakan itu dikatakan etis.
Sebaliknya, jika akibat suatu tindakan merugikan individu atau sebagian besar
kelompok masyarakat, maka tindakan tersebut dikatakan tidak etis. Teori yang
menilai suatu tindakan berdasarkan hasil, konsekuensi, atau tujuan dari
tindakan tersebut disebut teori teleologi sangat berbeda dengan paham teleologi
yang menilai etis atau tidaknya suatu tindakan berdasarkan hasil, tujuan, atau
konsekuensi dari tindakan tersebut, paham deontologi justru mengatakan bahwa
etis tidaknya suatu tindakan tidak ada kaitannya sama sekali dengan
tujuan, konsekuensi, atau akibat dari tindakan tersebut. Konsekuensi suatu
tindakan tidak boleh menjadi pertimbangan untuk menilai etis atau tidaknya
suatu tindakan.
Walaupun teori deontologi tidak lagi mengkaitkan kriteria kebaikan moral
dengan tujuan tindakan sebagaimana teori egoisme dan tlitarianisme, namun teori
ini juga mendapat kritikan tajam terutama dari kaum agamawan. Kant mencoba
membangun teorinya hanya berlandaskan pemikiran rasional dengan berangkat dari
asumsi bahwa karena manusia bermartabat, maka setiap perlakuan manusia terhadap
manusia lainnya harus dilandasi oleh kewajiban moral universal. Tidak ada
tujuan lain selain mematuhi kewajiban moral demi kewajiban itu sendiri.
Teori Etika
Teleologi
Yaitu etika yang mengukur baik buruknya suatu tindakan
berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan
akibatnya yang ditimbulkan atas tindakan yang dilakukan. Suatu tindakan dinilai
baik, jika bertujuan mencapai sesuatu yang baik atau akibat yang ditimbulkannya
baik dan bermanfaat. Misalnya mencuri sebagai etika teleology tidak dinilai
baik atauburuk berdasarkan tindakan itu sendiri, melainkan oleh tujuan dan
akibat dari tindakan itu. Jika tujuannya baik, maka tindakan itu dinilai baik.
2.
Bisnis Sebuah Profesi Etis
-
Etika Terapan
Secara umum kita dapat membagi etika menjadi etika umum dan etika
khusus. Etika umum berbicara mengenai norma dan nilai moral, kondisi-kondisi
dasar bagi manusia untuk bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan
etis, teori-teori etika, lembaga-lembaga normative, dan semacamnya. Etika umum
sebagai ilmu atau filsafat moral dapat dianggap sebagai etika teoritis, kendati
istilah ini sesungguhnya tidak teat karena bagaimanapun juga etika selalu
berkaitan dengan perilaku dan kondisi praktis dan actual dari manusia dalam
kehidupannya sehari-hari dan tidak hanya semata-mata bersifat teoritis.
Etika khusus adalah penerapan
prinsip-prinsip atau norma-norma moral dasar dalam bidang kehidupan yang
khusus. Dalam hal ini, norma dan prinsip moral diteropongi dalam konteks
kekhususan bidang kehidupan manusia yang khusus tertentu. Dengan kata
lain, etika sebagai refleksi kritis rasional meneropongi dan merefleksi
kehidupan manusia dengan mendasarkan diri kepada norma dan nilai moral yang ada
disatu pihak dan situasi khusus dari bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang
dilakukan setiap orang atau kelompok orang dalam suatu masyarakat. Dalam hal
ini etika tidak lagi sekedar meneropong perilaku dan kehidupan manusia sebagai
manusia begitu saja, melainkan meneropong perilaku dan kehidupan manusia
sebagai manusia dalam bidang kehidupan dan egiatan khusus tertentu. Etika
khusus dibagi lagi menjadi tiga, yaitu etiak individual, etika sosial, dan
etika lingkungan hidup.
-
Etika Profesi
Karena etika bisnis termasuk
dalam etika profesi, ada baiknya kita perlu meninjau terlebih dahulu etika
profesi itu. Ini akan ssangat membantu kita untuk memahami apa maksudnya bisnis
sebagai sebuah profesi yang etis. Sejauh mana bisns sebagai sebuah profesi ikut
menciptakan kondisi dan citra yang etis bagi profesi bisnis ini. Namun sebelum
kita menyinggung secara sekilas beberapa prinsip etika profesi pada umumnya,
ada baiknya kita tinjau terlebih dahulu pengertian profesi itu sendiri serta
beberapa ciri profesi.
-
Menuju
Bisnis sebagai Profesi Luhur
Baru belakangan ini bisnis
dianggap sebagai sebuah profesi. Bahkan belakangan ini, bisnis seakan
memonopoli sebutan profesi, tetapi sekaligus juga menyebabkan pengertian
profesi menjadi rancu atau kehilangan pengertian dasarnya. Ini karena bisnis
modern mensyaratkan dan menuntut para pelaku bisnis untuk menjadi orang yang
professional.
Berdasarkan pengertian profesi yang menekankan pada
keahlian dan ketrampilan yang tinggi serta komitmen moral yang mendalam,
maka jelas kiranya bahwa pekerjaan yang kotor tidak akan disebut sebagai
profesi. Karena itu sesungguhnya bisnis bukanlah merupakan profesi, kalau
bisnis dianggap sebagai pekerjaan kotor, kendati kata profesi, professional,
ddan profesionalisme sering begitu diobaral dalam kaitan dengan kegiatan
bisnis. Namun pihak lain tidak dapat disangkal bahwa ada banyak orang bisnis
dan juga perusahaan yang sangat menghayati pekerjaan dan kegiatan
bisnisnya sebagai sebuah profesi dalam pengertiannya sebagaimana kita jelaskan
diatas. Mereka tidak hanya mempunyai keahlian dan ketrampilan yang tinggi tapi
punya komitmen morak yang mendalam. Karena itu, bukan tiddak mungkin bahwa
bisnis pun dapat menjadi sebuah professi dalam pengertiannya yang
sebenar-benarnya bahkan menjadi sebuah profesi luhur.
Sumber :
BISNIS
DAN ETIKA
- Mitos Bisnis Amoral
Mitos ini
mengungkapkan suatu keyakinan bahwa antara bisnis dan moralitas atau etika
tidak ada hubungannya, berbeda dan tidak boleh dicampuradukkan. Bisnis
berorientasi untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin tanpa mengindahkan
etika dan moralitas. Mitos
bisnis amoral mengungkapkan suatu keyakinan bahwa antara bisnis dan moralitas
atau etika tidak ada hubungan sama sekali. Bisnis tidak punya sangkut paut
dengan etika dan moralitas. Keduanya adalah dua bidang yang terpisah satu sama
lain. Etika justru bertenatangan dengan bisnis yang ketat, maka orang bisnis
tiak perlu memperhatikan imbauan-imbauan, norma-norma dan nilai-nilai moral.
Bisnis hanya untuk bisnis adalah a
moral. Bisnis bukan hanya untuk tuk
keuntungan bisnis semata. Richard T. De George mengatakan bahwa Business is
not just for business but welfare, Bisnis didasari oleh etika tinggi, jadi
bisnis bukan hanya untuk kepentingan perolehan keuntungan melalui kegiatan
bisnis semata melainkan melakukan bisnis untuk kesejahteraan masyarakat dan
pelaku bisnis. Kegiatan bisnis utamanya adalah melakukan bisnis sebaik mungkin
untuk mendapat keuntungan, bagaimana memproduksi, mengedarkan, menjual dan
membeli barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan dan lebih jauh lagi
menciptakan kesejahteraan masyarakat. Singkatnya sasaran dan tujuan, bahkan
tujuan satu-satunya bukan hanya keuntungan semata melainkan kesejahteraan
masyarakat.
Bisnis berhubungan erat dengan
etika atau moralitas. Pebisnis bukan hanya menjalankan pekerjaannya mencari keuntungan, namun menyejahterakan kehidupan masyarakat luas.
Aktifitas bisnis seperti jual-beli, menciptakan produk atau menawarkan jasa,
merebut pangsa pasar, memperoleh keuntungan berdasarkan etika atau moralitas.
Moralitas merupakan kewajiban semua individu pebisnis.
Bisnis memang sering diibaratkan
dengan judi bahkan sudah dianggap sebagai semacam judi atau permainan penuh
persaingan yang ketat. Tidak sepenuhnya benar bahwa sebagai sebuah permainan
(judi ) Harus dibedakan antara legalitas dan moralitas. Etika harus dibedakan
dari ilmu empiris.
Pemberitaan, surat pembaca, dan
berbagai aksi protes yang terjadi dimana-mana untuk mengecam berbagai
pelanggaran dalam kegiatan bisnis, atau mengecam kegiatan bisnis yang tidak
baik, menunjukkan bahwa masih banyak orang dan kelompok masyarakat menghendaki
agar bisnis dijalankan secara baik dan tetap mengindahkan norma-norma moral.
- Keutamaannya etika bisnis
Keuntungan yang diperoleh dari kegiatan bisnis harus sebanding
dengan manfaat yang diberikan oleh barang dan jasa yang dijual dan dikonsumsi
oleh pembeli atau masyarakat. Bila hal tersebut terjadi maka bisnis yang
dilakukan dianggap sebagai etis. Bisnis sedemikian rupa hanya dapat dilakukan
oleh kelompok orang profesional di bidangnya. Mereka dituntut mempunyai
kemampuan dan keterampilan bisnis yang melebihi keterampilan dan keahlian
bisnis orang kebanyakan lainnya. Dalam persaingan bisnis ketat, para pelaku
bisnis modern sangat sadar bahwa konsumen adalah benar-benar raja, oleh karena
itu konsumen harus diberi kenikmatan setelah memberikan pengorbanan
pembeliannya. Praktek bisnis semacam ini dianggap etis. Dalam sistem pasar terbuka,
peran pemerintah bersifat netral, tidak berpihak, efektif menjaga agar
kepentingan dan hak semua pihak terjamin. Para pelaku bisnis berusaha
sebisa mungkin untuk menghindari campur tangan pemerintah yang baginya sangat
merugikan.
• Dalam bisnis modern, para pelaku bisnisdituntut untuk menjadi
orang-orang profesionaldi bidangnyaPerusahaan yang unggul bukan hanya
memilikikinerja dalam bisnis,manajerial dan finansialyang baik akan tetapi juga
kinerja etis dan etosbisnis yang baik.
• Dalam persaingan bisnis yang sangatketat,maka konsumen benar-benar
rajaKepercayaan konsumen dijaga denganmemperlihatkan citra bisnis yang baik dan
etis.
• Dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang menjamin kepentingan dan hak bagi semua pihak, maka perusahaan harus menjalankan bisnisnya dengan baik dan etis.
• Perusahaan modern sangat menyadari bahwa karyawan bukanlah tenaga yang harus dieksploitasi demi mendapat keuntungan
• Dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang menjamin kepentingan dan hak bagi semua pihak, maka perusahaan harus menjalankan bisnisnya dengan baik dan etis.
• Perusahaan modern sangat menyadari bahwa karyawan bukanlah tenaga yang harus dieksploitasi demi mendapat keuntungan
- Sasaran dan lingkup etika bisnis
Etika bisnis sebagai etika profesi membahas prinsip, kondisi, dan
masalah praktek etis sehubungan dengan kebaikan dan keetisan praktek bisnis.
Etika berfungsi menggugah kesadaran moral pelaku bisnis untuk berbisnis secara
baik dan etis didasari nilai-nilai luhur yang bermanfaat bagi konsumen,
masyarakat dan demi menjaga nama baik bisnis sendiri dalam jangka panjang.
Etika bisnis menjadi acuan bagi pebisnis untuk berbisnis tanpa merugikan
konsumen, buruh, karyawan, dan masyarakat luas. Hak dan kepentingan mereka
tidak boleh diabaikan oleh praktek bisnis. Praktek praktek monopoli, oligopoli,
kolusi dan sejenisnya menjurus pada kerugian konsumen, masyarakat serta Negara
menjadi obyek bagi etika bisnis untuk dilakukan perbaikan semestinya.
Tiga sasaran dan lingkup pokok etika bisnis:
- Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip,
kondisi dan masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis.
- Untuk menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen, buruh atau
karyawan, dan masyarakat luas pemilik asset umum semacam lingkungan hidup, akan
hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar atau praktek bisnis siapa
pun juga.
- Etika bisnis juga membicarakan mengenai system ekonomi yang sangat
menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis.
- Prinsip-prinsip etika bisnis
Prinsip
Otonomi
Otonomi
adalah sikap dan kemampuan manusia mengambil keputusan dan bertindak
berdasarkan tuntunan hati nuraninya, kesadarannya sendiri mengenai sesuatu
kebaikan untuk diberian kepada orang lain.
Prinsip
Kejujuran
Prinsip kejujuran dalam setiap tindakan atau
perikatan bisnis merupakan keutamaan. Kejujuran diperlukan dalam pemenuhan
syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Dalam perikatan perjanjian dan kontrak
tertentu, semua pihak saling percaya satu sama lain, bahwa masing-masing pihak
tulus dan jujur membuat perjanjian dan kontrak, serius, tulus dan jujur
melaksanakan perjanjian. Kejujuran sangat penting artinya bagi kepentingan
masing-masing pihak, kejujuran sangat menentukan keberlanjutan relasi dan
kelangsungan bisnis selanjutnya.
Prinsip
Keadilan
Tindakan memberikan
keadilan terhadap keterlibatan semua pihak dalam bisnis merupakan praktek
keutamaan. Prinsip keadilan perlu dilakukan agar setiap orang dalam kegiataan
bisnis secara internal maupun eksternal perusahaan diperlakukan sesuai dengan
hak dan kewajiban masing-masing.
Prinsip Saling
Menguntungkan
Kegiatan bisnis perlu
memberikan keadaan saling menguntungkan kepada keterlibatan setiap pihak dalam
bisnis, hal tersebut merupakan cerminan prinsip keutamaan. Saling menguntungkan
merupakan cermin integritas moral internal pelaku bisnis atau perusahaan agar
nama baik pribadi atau nama baik perusahaan untuk berbisnis tetap terjaga,
dipercaya dan kompetitif.
- Etos kerja
Etos kerja adalah respon yang dilakukan oleh seseorang, kelompok,
atau masyarakat terhadap kehidupan sesuai dengan keyakinannya masing-masing.
Setiap keyakinan mempunyai sistem nilai dan setiap orang yang menerima
keyakinan tertentu berusaha untuk bertindak sesuai dengan keyakinannya.
- Realisasi Moral Bisnis
Tiga pandangan yang dianut, yaitu:
a.
Norma etis berbeda antara satu
tempat dengan tempat yang lain.
b.
Norma sendirilah yang paling
benar dan tepat.
c.
Tidak ada norma moral yang
perlu diikuti sama sekali.
- Pendekatan-pendekatan Stockholder
Etika bisnis mengarahkan pebisnis
untuk selalu memperhatikan kepentingan stakeholder dalam rangka melakukan kegiatan
bisnisnya. Stakeholder merupakan kelompok gabungan antara internal dan
eksternal. Kelompok internal terdiri dari pemilik perusahaan, manajer dan
karyawan, sementara kelompok eksternal terdiri dari investor, konsumen,
masyarakat yang bukan konsumen, distributor. Dengan memperhatikan kepentingan
stakeholder maka diharapkan dalam interaksi bisnis terhindar dari perusakan
lingkungan, penipuan, promosi menyesatkan, pemecatan karyawan dan sebagainya.
Semua kegiatan bisnis diintegrasikan untuk menyejahterakan stakeholder
bersamaan dengan itu pebisnis memperoleh keuntungan bisnisnya.
Etika Bisnis 2013.PDF
ETIKA
UTILITARIANISME DALAM BISNIS
- Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme
Berasal dari kata
‘utilis’ : manfaat. Dikembangkan oleh Jeremy BENTHAM (1748-1832) dengan melihat
permasalahan pada kebijaksanaan publik saat itu. Disebut juga sebagai teori
‘konsekuensialisme’, kualitas moral ditentukan oleh konsekuensi atau akibat
yang dibawakannya. Perbuatan yang bermaksud baik tapi tidak menghasilkan apa-apa,
tdk disebut baik.
KRITERIA
(1) MANFAAT,
kebijaksanaan atau tindakan yang baik adalah yang menghasilkan hal yang baik.
Demikian pula sebaliknya.
(2) MANFAAT TERBESAR,
kebijaksanaan atau tindakan yang baik adalah yang mendatangkan lebih banyak
manfaat daripada kerugian. Sekalipun dalam keadaan rugi, diusahakan menyebabkan
kerugian terkecil.
(3) BAGI SEBANYAK
MUNGKIN ORANG, kebijaksanaan atau tindakan yang baik secara moral apabila
memberikan manfaat bagi sebanyak mungkin orang. Sekalipun dalam keadaan rugi, diusahakan
menyebabkan kerugian sekecil mungkin bagi sedikit orang
PRINSIP
(1)
Suatu kebijaksanaan
atau tindakan adalah baik dan tepat secara moral jika dan hanya jika
kebijaksanaan atau tindakan tersebut mendatangkan manfaat atau keuntungan,
(2)
Diantara kebijaksanaan
atau tindakan yang sama baiknya, kebijaksanaan atau
tindakan yang
mempunyai manfaat terbesar adalah tindakan yang paling baik,
(3) Diantara
kebijaksanaan atau tindakan yang sama-sama mendatangkan manfaat terbesar, kebijaksanaan atau tindakan yang
mempunyai manfaat bagi orang
banyak.
- Nilai Positif Etika Utilitarianisme
etika ultilitarinisme tidak memaksakn sesuatu yang asing pada kita.
Etika ini justru mensistematisasikan dan memformulasikan secara jelas apa yang
menurut penganutnya dilakukan oleh kita sehari–hari. Etika ini sesungguhnya
mengambarkan apa yang sesungguhnya dilakukan oleh orang secara rasional dalam
mengambil keputusan dalam hidup, khususnya dalam haal morl dan juga bisnis.
Nilai positif etika ultilitarinisme adalah :
a.Rasionlitasnya. Prinsip moral yang diajukan oleh etika
ultilitarinisme tidak didasarakan pada aturan – aturan kaku yang mungkin tidak
kita pahami.
b.Universalitas. Mengutamakan manfaat atau akibat baik dari suatu
tindakan bagi banyak orang yang melakukan tindakan itu.
Dasar pemikirannya adalah bahwa kepentingan orang sama bobotnya.
Artinya yang baik bagi saya, yang baik juga bagi orang lain.
Will Kymlicka, menegaskan bahwa etika ultilitarinisme mempunyai 2
daya tarik yaitu :
a.etika ultilitarinisme sejalan dengan instuisi moral semua manusia bahwa kesejahterahan manusi adalah yang paling pokok bagi etika dan moralitas
b.etika ultilitarinisme sejalan dengan instuisi kita bahwa semua kaidah moral dan tujuan tindakan manusia harus dipertimbangkan, dinilai dn diuji berdsarkan akibatnya bagi kesejahterahan manusia.
a.etika ultilitarinisme sejalan dengan instuisi moral semua manusia bahwa kesejahterahan manusi adalah yang paling pokok bagi etika dan moralitas
b.etika ultilitarinisme sejalan dengan instuisi kita bahwa semua kaidah moral dan tujuan tindakan manusia harus dipertimbangkan, dinilai dn diuji berdsarkan akibatnya bagi kesejahterahan manusia.
- Utilitarianisme Sebagai Proses dan standar Penilaian
etika ultilitarinisme juga dipakai sebagai standar penilaian bagi
tindakan atau kebijakan yang telah dilakukan. Keriteria – keriteria di atas
dipakai sebagai penilai untuk mengetahui apakah tindakan atau kebijakan itu
baik atau tidk untuk dijalankan. Yang paling pokok adalah tindakan atau
kebijakan yng telah terjadi berdasarkan akibat dan konsekuensinya yaitu sejauh
mana ia menghasilkan hasil terbaik bagi banyak orang.
Sebagai penilaian atas tindakan atau kebijakasanaan yang sudah terjadi, criteria etika ultilitarinisme dapat juga sekligus berfungsi sebagai sasaran atau tujuan ketika kebijaksanaan atau program tertentu yng telah dijalankan itu akan direvisi.
Sebagai penilaian atas tindakan atau kebijakasanaan yang sudah terjadi, criteria etika ultilitarinisme dapat juga sekligus berfungsi sebagai sasaran atau tujuan ketika kebijaksanaan atau program tertentu yng telah dijalankan itu akan direvisi.
- Analisa keuntungan dan kerugian
etika ultilitarinisme sangat cocok dipakai untuk membuat perencanaan
dan evaluasi bagi tindakan atau kebijakan yang berkaitan dengan orang banyak.
Dipakai secara sadar atau tidaak sadar dalam bidang ekonomi, social, politik
yang menyangkut kepentinagan orang banyak.
- Kelemahan Etika Utilitarianisme
-
Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis
akan menimbulkan kesulitan yamg tidak sedikit.
-
Tidak pernah menganggap serius nilai
suatu tindakan pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu
tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.
-
Tidak pernah menganggap serius
kemauan baik seseorang
-
Variabel yang dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi.
-
Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarisme saling bertentangan,
maka akan ada kesulitan dalam menentukan prioritas di antara ketiganya.
SUMBER :
Teori Etika Ultilitariansme dalam Bisnis.PDF
KASUS-KASUS
ARAHAN DOSEN
- Contoh kasus Norma Umum dalam bisnis
Norma umum adalah sebuah aturan yang bersifat umum
atau universal. Misalnya norma sopan santun, norma hukum dan norma moral.
Contohnya seperti dibawah ini :
a)
Contoh norma santun adalah etika berbicara dosen dengan
mahasiswa pada saat berdiskusi di dalam kelas.
b)
Contoh norma hukum adalah mematuhi peraturan lalu
lintas pada saat lampu merah sedang menyala.
c)
Contoh norma moral adalah menjaga sikap dan
perilaku setiap manusia, tidak menghina atau menjelekkan orang lain.
- Contoh kasus Etika-Etika Deontologi dan Etika Teleologi
Suatu tindakan bisnis akan dinilai baik oleh etika
deontology bukan karena tindakan itu mendatangkan akibat baik bagi pelakunya
melainkan karena tindakan itu sejalan dengan kewajiban si pelaku untuk misalnya
menberikan pelayanan terbaik untuk semua konsumennya, untuk mengembalikan
hutangnya sesuai dengan perjanjian untuk menawarkan barang dan jasa dengan mutu
sebanding dengan harganya.
a)
Contoh Kasus Etika Deontologi
Perusahaan tidak melaksanakan operasional perusahaan
berdasarkan Standard Operational Procedure (SOP) yang berlaku maka perusahaan
dikenai sanksi dari pemerintah.
b)
Contoh Kasus Etika Teleologi
Monopoli di PT. PLN terbentuk secara tidak langsung
dipengaruhi oleh Pasal 33 UUD 1945, dimana pengaturan, penyelengaraan,
penggunaan, persediaan dan pemeliharaan sumber daya alam serta pengaturan
hubungan hukumnya ada pada negara untuk kepentingan mayoritas masyarakat dan
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Maka PT. PLN dinilai etis bila ditinjau
dari teori etika teleologi.
- Contoh kasus bisnis Amoral
Dugaan penggelapan pajak yang dilakukan pihak
perusahaan IM3 dengan cara memanipulasi Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai ( SPT Masa PPN) ke kantor pajak untuk tahun buku Desember
2001 dan Desember 2002. Jika pajak masukan lebih besar dari pajak keluaran,
dapat direstitusi atau ditarik kembali.Karena itu, IM3 melakukan restitusi
sebesar Rp 65,7 miliar.
750 penanam modal asing (PMA) terindikasi tidak
membayar pajak dengan cara melaporkan rugi selama lima tahun terakhir secara
berturut-turut. Dalam kasus ini terungkap bahwa pihak manajemen berkonspirasi
dengan para pejabat tinggi negara dan otoritas terkait dalam melakukan penipuan
akuntansi. Manajemen juga melakukan konspirasi dengan auditor dari kantor
akuntan publik dalam melakukan manipulasi laba yang menguntungkan dirinya dan
korporasi, sehingga merugikan banyak pihak dan pemerintah. Kemungkinan telah
terjadi mekanisme penyuapan dalam kasus tersebut. Pihak pemerintah dan DPR
perlu segera membentuk tim auditor independen yang kompeten dan kredibel untuk
melakukan audit investigatif atau audit forensik untuk membedah laporan
keuangan dari 750 PMA yang tidak membayar pajak. Korporasi multinasional yang
secara sengaja terbukti tidak memenuhi kewajiban ekonomi, hukum, dan sosialnya
bisa dicabut izin operasinya dan dilarang beroperasi di negara berkembang.
SUMBER :